Jumat, 13 November 2020

Let me tell you about the World

Diposting oleh dinda di 09.36 0 komentar
Home is a place where you can see happiness
Home is a place where you can feel the warm of the love
Home is a place where you cant get hurt
Home is a place where you have nothing to worry
Home is the most suitable place for human

Physically world is made from endless outstanding component
Besides
World isnt our home anymore
Where is the place you can see serenity if there is no justice
More and more happy
More and more sad
Human rules the world
How can human ruling the world if they cannot be fair to others
Human never be fair
So much horror place you can find
A lot of human be murdered everyday
A lot of innocent human cannot breathe the fresh air because of others justice
Some places get angry when they cannot get popularities
Some places get angry when they cannot get food for a day
Some places can't be angry anymore

How can you say the world is our home?

We lives with the time which run so fast

When there are a lot of damage and we must fix it

We search something in this world

And i just realised that we born to this world for being the evil or being the hero

Sabtu, 01 Agustus 2020

Selamat Datang

Diposting oleh dinda di 08.31 0 komentar
Selamat datang di dunia orang dewasa.
Disini kau akan belajar menjadi lebih tangguh, 
disini kau mungkin akan mendapati keadaan yang aneh dan terasa gelap,
tapi kau tahu sendiri kan belajar itu bukanlah bersantai yang bikin kita selalu merasa aman, nyaman, dan tentram.
Belajar itu ketika kita sudah merasa pusing, kesulitan,
jadi bertahanlah! appreciate yourself even in your darkest situation. There's always sunshine everyday, please trust yourself that anything would be okay.

When you see everyone is more powerful, don't underestimate yourself, you are powerful too if you always want to change. 

and,

trust that Allah will gives you the Best.

Rabu, 01 Juli 2020

A Girl and The Monster 👣

Diposting oleh dinda di 08.12 0 komentar
So there is a girl who will never tell anybody about what’s on her mind. Too shy to tell and too cringe to confess. That thing always visits her daydreaming all day. In the café, she was sitting alone until night. Stressing about her assignment, stressing about her bad achievement. But sometimes,  the cell in the book transforms into the monster. She knew that she was hating the monster on the first day she met, but, as time goes by, the monster could steal her heart. Sometimes the monster could be a prince, but sometimes, the monster could be what it be. She was always admiring the monster secretly even she knew they would never be united. The girl was very stupid to remember that time. It was 4 years ago, and now, she can not meet the monster again. But, the poison from the monster still stay in her blood. And suddenly, she realized that the monster came back again, in the cafe, in front of her, the monster was not giving his happy expression, even the girl saw its cute face. The monster didn’t care about her anymore. It’s super sad knowing the fact. I don’t know the ending, and I don’t know if the poison still in her blood or not. Hoping that the monster realized that he was poisoning the girl and would give another poison which never makes her heart broke again. The end.
☕👾 

Minggu, 21 Juni 2020

Target yang Tak Pernah Sampai #CeritaDadakan

Diposting oleh dinda di 06.39 0 komentar
Kita abai dan kita menyesal. Begitu terus yang terjadi di kehidupan. Lalu bagaimana? Rasanya berat untuk tidak abai, rasanya berat untuk mengikuti persis apa yang kita rencanakan. Namun, bukankah kita masih bersyukur untuk bisa merasa bersalah? Kadang target tidak harus dipenuhi sepenuhnya. Bagaikan anjing yang dipancing dengan sebuah daging, ia terus mengikuti walaupun tak saat itu sampai. Namun tanpa disadari daging itu telah membawanya pergi ke tempat yang lebih indah. Jangan terburu-buru untuk mencapai sesuatu. Kadang, waktu yang terlihat indah bukan suguhan untuk kita, disana ada hidangan yang lebih pas di lidah kita, namun 10 km lagi! Semangat

Sabtu, 20 Juni 2020

PUDAR

Diposting oleh dinda di 05.26 0 komentar

Memulai start memang sebegitu semangatnya. Sampai-sampai sedikit kemunduran akan menimbulkan kecemasan yang hebat. Memotivasi mu untuk bangkit lagi, dan mendapat hasil yang maksimal. Lalu bagaimana fase kemunduran yang berarti? Aku pikir disemua proses akan didatangi fase itu. Mengetuk kehidupan namun dengan perlahan, entah dia sudah sampai ruang tamu? Atau bahkan masih sampai teras?. Berniat untuk memberi motivasi, namun tak semua bagian hati meresponnya. Awalnya sensitive, namun layaknya pisau, semakin lama semakin tumpul. Layaknya bakteri, bisa jadi resisten. Semacam mengubah identitasnya biar tidak dikenali lagi sama respon imun. hebat deh pikiran. Langit hanya bisa tertawa melihat jungkat jungkit kehidupan setiap orang. Seperti orang bodoh yang tidak belajar dari pengalaman. Bukan bodoh sih, namun enggak dipikir aja. Padahal kan sudah tau, hidup itu soal gagal dan berhasil. Tapi bukan itu yang kita cari, namun maknanya. Seperti kata orang, “sudah ambil hikmahnya aja”. Terdengar spele, namun bisa menjadi obat manjur bagi hati yang terpuruk. Sudahlah, tidak perlu melihat orang lain, toh kamu kan tidak berniat menjadi yang terbaik, namun melakukan yang terbaik. Melakukan yang terbaik dalam setiap hal adalah bentuk rasa syukur kita dalam kehidupan.




Senin, 01 Juni 2020

Aku dan Kopi : Sebuah Cerita Tentang Secangkir Motivasi.

Diposting oleh dinda di 09.57 0 komentar
Setelah menjalani perkuliahan yang memacu saraf simpatis ku, ternyata stimulant dari perkuliahan itu tetap membuatku takut untuk menjalani liburan ini. Pikiran positif hasil OSCE untuk remed pun menghantuiku setiap saat. Melihat kucing, memandang langit, duduk di kursi, melihat asbak, apalagi melihat kartu OSCE yang tertempel foto ku pun seolah-olah adalah penguji yang sedang menjelma. Ekspresi penguji menempel erat di pikiranku. Entah apa yang dilakukan penguji tersebut seakan-akan seperti tokoh antagonis di sebuah film. Sebuah memori disimpan dengan mempercabangkan dendrit dari sebuah nukleus, apabila memori itu kuat maka percabangannya semakin besar. Apakah dosen penguji itu telah membuat percabangan dendritku dengan ukuran XXXL? Aapalgi suara bel penanda pindah stase, ditambah ucapan penguji “dek sudah selesai dek”, pelan lembut tapi tajem! Padahal ketika itu, aku sedang memasukkan kateter yang baru sampai 1/3 uretra, langsung saya tinggal lari ke ruang stase berikutnya, deg-degan, disisi lain kasihan sama manekinnya.  Maklum masih tahun pertama di kedokteran, segala ekspektasi harus dilambungkan tinggi-tinggi, nah lupa kalau jatuh makin sakit. Oleh sebab itu, selesai OSCE aku memikirkan berbagai cara untuk merefresh jiwa raga setelah bertempur di ruang OSCE. Salah satu jalan untuk membuatku lebih tenang adalah menghabiskan uang untuk menongkrong di suatu tempat, memesan caffe latte dengan extra double shot.

Selama aku hidup, aku dikenalkan kafein ketika memasuki kelas 12. Tugas yang amat banyak, motivasi masuk PTN, les hingga larut malam, dan segala tekanan hidup seperti tuntutan menghitung tekanan “P” dengan printilan angka sansekerta berhasil mengutuk mental ku menjadi mental breakdance. Hal itu telah memacuku dan memaksa tubuhku untuk terus bekerja. Disaat itulah aku butuh paksaan berupa stimulan dari kafein. Zat yang dalam buku harper katanya, dapat menghambat suatu penghambat dari proses pemecahan lemak  Jadi intinya aja deh, si kafein ini dapat memacu proses pemecahan lemak. Ini sih berita baik bagi kaum gembrot seperti saya, TAPI kalau minumnya gak pakai gula, brown sugar, caramel, ditambah whipping cream kaya di café café. Kafein juga punya status sosial yang masuk ke geng namanya methyl xanthine, kelompok senyawa yang bisa bikin saraf kita bangun alias stimulan. Kafein sudah membantuku dalam pencapaian threshold produktivitas semenjak SMA. Beliau bagaikan motivator yang selalu mengatakan “BELAJAR ATAU MATI?!” langsung bangun, otakku yang hampir menguap seketika berubah bentuk menjadi otak Einstein lalu tidak lama si otak berubah lagi menjadi otak ayam, lalu sruput lagi, berubah lagi. Jadi begitulah siklusnya.

Jujur saya berterimakasih dengan senyawa ini, tapi semakin lama hubunganku dengan senyawa hits ini semakin erat. Aku ingat dengan perkataan guru Bahasa jawa ku dikala sela-sela mengajar, yaiku, “kalau kita berteman jangan terlalu dekat banget tapi jangan terlalu jauh banget, biasa-biasa saja”. Baiklah akhirnya aku aplikasikan quotes beliau dikehidupan nyataku dan tetap tidak bisa berbahasa jawa. Aku memikirkan strategi gimana caranya aku bisa sedikit menjauhi si kafein ini tanpa sepengetahuan dia agar bisa menjaga perasaannya, si kafein, bukan guru Bahasa jawa. Agak ragu sebenarnya, dia seperti motivator melebihi acara jalur emas golden way. Ketika aku lesu, pasti yang kuingat kopi, kopi, dan kopi. Gak punya motivasi belajar, yang kuingat yaaaaaaaaaaaaa kamu. Bukan kamu yang baca, tapi kopi, dia gak bisa baca.  Sekian lama dengan kafein, terasa berubah rasanya. Lama-lama aku jadi selalu meng-kambinghitam-kan “tidak minum kopi” sebagai alasan males mengerjakan tugas. Padahal, kalau sudah diberi kopi, tetap aja gak produktif. Jadi merenung deh aku, “selama ini motivasi itu datangnya darimana? Masa iya dari secangkir cairan yang mengandung kafein?”. Ternyata, motivator utama dalam hidupku adalah diriku dan pikiranku sendiri. Motivasi dari dalam itu ternyata penting, bisa kita munculkan dengan memikirkan tujuan awal kamu mulai melangkah, orang-orang yang mendukung perjuanganmu dan yang mengharapkan kesuksesanmu, dan keuntungan-keuntungan lain jika kamu berusaha. Motivasi dari luar enggak akan mempan kalau bukan dari kita sendiri, yang menjalankan tubuh kita untuk melakukan sesuatu. Memang sebuah hasil yang nyata itu bukan berasal dari ramalan hidup garis telapak tangan, apalagi kaki. Takdir akan menjadi apa itu pilihan kita sendiri. Tuhan pasti akan membantu, kalau juga ada usaha pastinya. Jadi, lakukan yang terbaik disetiap waktu, karena waktu itu terus berjalan, mau menahan jarum jam pun tetap aja waktu akan terus berlari sampai kita kehabisan waktu. 

Jumat, 14 Juni 2013

Mocca - I Remember

Diposting oleh dinda di 08.23 0 komentar
I remember…The way you glanced at me, yes I rememberI remember…When we caught a shooting star, yes I rememberI remember.. All the things that we shared, and the promise we made, just you and II remember.. All the laughter we shared, all the wishes we made, upon the roof at dawn
Do you remember..?When we were dancing in the rain in that decemberAnd I remember..When my father thought you were a burglarI remember.. All the things that we shared, and the promise we made, just you and II remember.. All the laughter we shared, all the wishes we made, upon the roof at dawn
I remember.. The way you read your books,Yes I rememberThe way you tied your shoes,Yes I rememberThe cake you loved the most,Yes I rememberThe way you drank you coffee,I rememberThe way you glanced at me, yes I rememberWhen we caught a shooting star,Yes I rememberWhen we were dancing in the rain in that decemberAnd the way you smile at me,Yes I remember
 

cheesy tomato Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea